Jakarta, CNN Indonesia — Sebuah rumah sakit salah mengidentifikasi korban meninggal dengan gejala serupa infeksi virus corona baru (covid-19) di Ekuador, Amerika Selatan. Akibatnya, keluarga kebingungan ketika pasien tersebut mengaku masih hidup sebulan kemudian.
Mengutip AFP pada Minggu (26/4), pasien tersebut adalah Alba Maruri (74). Ia dirawat di rumah sakit di Guayaquil, Ekuador pada Maret lalu karena keluhan panas tinggi dan kesulitan bernapas.
Ketika tengah dirawat, ia sempat tak sadarkan diri atau koma selama tiga minggu. Dokter yang menangani Alba kemudian menyampaikan ke keluarga Maruri telah meninggal.
Pihak rumah sakit sempat mengantar keluarga ke kamar mayat untuk melihat jasad Maruri. Namun, karena diduga punya gejala serupa corona, keluarga tak bisa melihat dari dekat.
Keponakan Maruri, Jaime Morla, mengatakan posisi jasad memunggungi dirinya sehingga bagian wajah tak terlihat. Namun wujud jasad tersebut serupa Maruri dari belakang, sehingga keluarga tak curiga.
“Aku satu setengah meter jauhnya [dari jasad]. Dia memiliki rambut yang sama, warna kulit yang sama. Bahkan memiliki luka seperti yang dimiliki bibiku baru-baru ini,” ujarnya kepada AFP.
Setelah pihak keluarga mengkonfirmasi, jasad tersebut dibawa ke rumah duka dan dikremasi.
Namun, tak lama kemudian di ruang rawat berbeda, Maruri sadar dari koma dan memberi tahun dokter identitasnya. Ia pun meminta rumah sakit memanggil pihak keluarga.
“Para dokter pergi ke rumah bibiku untuk membenarkan dan memberi tahu mereka tentang kesalahan itu,” lanjut Morla.
Ia menyatakan pihak keluarga berencana menuntut rumah sakit atas biaya kremasi dan kebingungan yang dialami. Pihak rumah sakit sampai sekarang belum tahu identitas jasad yang sudah dikremasi.
Setidaknya ada 22.719 kasus positif corona ditemukan di Ekuador. Dari jumlah tersebut sebanyak 1.355 kasus sembuh dan 576 kasus meninggal dunia.