Jakarta – McDonald’s pertama di Indonesia di Gedung Sarinah Jalan Thamrin, Jakarta Pusat tutup pada 10 Mei 2020 mendatang setelah operasi hampir 30 tahun. Banyak cerita mengiringi perjalanan restoran cepat saji di lokasi tersebut.
Tidak hanya cerita yang membahagiakan, tapi juga cerita yang ‘pelik’ di dalamnya. Salah satunya terkait perubahan McDonald’s menjadi ToniJack’s.
detikcom pernah mencatat peliknya perjalanan McDonald’s ini. Di mulai dari kisah pengusaha nasional Bambang Rachmadi saat meluncurkan ToniJack’s. Saat itu, ia mengenang saat-saat merintis pendirian karir McDonalds di Indonesia.
“Tempat ini adalah yang bersejarah karena di Sarinah inilah, pada tahun 1991 saya mulai usaha saya sebagai wiraswasta,” kenang Pemilik TonyJack’s Indonesia, Bambang Rachmadi di TonyJack’s Sarinah, Jakarta, 1 Oktober 2009 silam.
Kisah bisnis Bambang bermula setelah dirinya berhenti dari Presiden Direktur Panin Bank untuk mewujudkan impiannya menjadi wiraswastawan. Dirinya mengaku iri melihat para nasabahnya yang sukses setelah mendapatkan kredit dari bank.
“Saya iri lihat nasabah saya, setelah dibantu kasih kredit, advice, kenalin satu dengan yang lain. Dalam beberapa tahun bisa maju. Buat saya yang penting bukan uangnya, tapi kepuasannya,” ujarnya.
Akhirnya pada tahun 1991, Bambang berhasil membuka McDonald’s pertama di Indonesia. Bambang berkisah, ketika pertama kali berbisnis dengan McDonald’s, mereka sama sekali tidak tahu medan di Indonesia.
“Waktu ke sini mereka takut karena waktu itu banyak petinggi Indonesia, yang mau McD. Itulah sebabnya Indonesia jadi negara terakhir di Asia tenggara yang masuk McD. Indonesia baru 1991, Singapura sudah dari tahun 1985. Akhirnya setelah saya bicara mereka mau ke sini. Waktu ke sini mereka masih pelanga-pelongo, mereka masih bego. Kita sebagai orang lokal nunjukin ini penjual kentang dan daging yang bagus dan sebagainya,” urainya.
Namun manisnya kerjasama Bambang dengan McDonald’s itu kemudian harus berakhir. Bambang memaparkan, sebenarnya kerjasamanya dengan McDonald’s baru akan berakhir pada 2011. Namun pada tanggal 11 Agustus 2009, pihak McDonlads mengultimatum agar pihaknya segera menutup 13 gerai McDonlads miliknya pada 15 September 2009.
“Saya appeal mereka, karena kasihan para karyawan yang mau Lebaran tanggal 20 September kok dipecat. Kita minta 2011 saja ditutupnya. Mereka putuskan pada tanggal 30 September harus ditutup. Jadi tanggal 30 September hari yang gelap buat kita. Tapi kita akan buktikan kita bisa berhasil,”jelasnya.
“Pada hari ini kita resmikan ToniJack Indonesia yang akan beroperasi di 13 outlet,” ungkapnya lagi.
Bambang sendiri mendirikan PT Ramako Gerbang Mas yang mengelola 13 gerai McDonald’s di Indonesia pada tahun 1991. Pada tahun 1994, Bambang melalui PT Rezeki Murni (PTRM) miliknya bekerja sama dengan International Development Services (IDS) yang berafiliasi dengan McD Corp membentuk PT Bina Nusa Rama (PTBNR) mengelola 97 gerai McDonald’s di Indonesia.
Adapun kepemilikan saham PTRM hanya 10%, sedangkan sisanya dikuasai IDS. Bambang sendiri sudah berhenti menjadi Presiden Direktur PTBNR pada Mei tahun sebelumnya.
Konflik pun mencuat kala PTBNR tiba-tiba mengumumkan penjualan seluruh asetnya, yaitu 97 gerai restoran ke anak usaha Grup Sosro, yaitu PT Rekso Nasional Food. Bambang mengaku tidak pernah menyetujui penjualan aset itu ke Grup Sosro.
Konflik dengan McDonald’s ini terjadi tak lama berselang setelah Bank IFI miliknya dilikuidasi oleh pemerintah akibat kekurangan modal. Sementara PTBNR yang telah dijual asetnya masih menyisakan utang sebesar US$ 150 juta atau Rp 1,5 triliun.
Bambang pun mengajukan gugatan kepada McDonald’s Corp senilai US$ 105 juta atas kerugian material dan imaterial berkaitan dengan penjualan 97 aset itu.
Singkat cerita, tak lama kemudian pengelola pusat perbelanjaan Sarinah menyatakan McDonald’s (McD) berani membayar sewa cukup tinggi untuk mengisi kekosongan yang ditinggalkan ToniJack’s. Masuknya McDonalds merupakan hasil tender yang sudah digelar oleh PT Sarinah.
“Kita sudah ada beauty contest (lelang) dan banyak yang nawar juga untuk tempat (spot bekas ToniJack’s) itu. McD sudah ngasih harga yang sangat bagus,” ujar Direktur Utama Sarinah Jimmy M Rifai Gani kala itu (25/11/2010).
Dengan pengalihan sewa ke McDonals tersebut, Jimmy membantah pihaknya lebih pro kepada waralaba asing. Menurutnya, pemilihan McD sebagai penyewa setelah ditinggalkan Toni Jack’s sudah melewati tender dan keputusan tersebut murni bisnis.
“Waktu tender itu (waralaba) lokal juga banyak yang ikut nawar. Tetapi kan pada akhirnya ya bisnis juga karena kita juga kan ada target,” imbuhnya.
Kembalinya McDonald di Sarinah saat itu sejalan dengan perlahan tutupnya gerai-gerai ToniJack’s.