Jakarta – Mie instan memang enak tapi tak boleh dikonsumsi secara berlebihan. Seorang netizen bahkan tak boleh makan mie instan lagi seumur hidup.

Kisah ini dialami langsung oleh Tomy Sutanto dan kemudian ia membagikan pengalamannya lewat Facebook. Tomy adalah penggila mie instan, ia mulai kalap makan mie instan saat menjadi mahasiswa.

“Hai, gw mau berbagi sedikit pengalaman yang mungkin dianggap sepele bagi semua orang, tapi akan berujung serius ke depannya. Ini gw buat atas permintaan murid gw yang khawatir dan sayang sama teman-temannya. So, please bear with me and all of my story, yes?,” tulis Tomy.

Di sini Tomy bercerita soal bahayanya makan mie instan secara berlebihan. Akibat dari kebiasaannya ini, Tomy sekarang dilarang makan mie instan lagi seumur hidup. Dari hasil pemeriksaan, dokter mengatakan kalau beberapa organ tubuhnya mengalami luka yang parah.

Berikut kisah Tomy, penggemar mie instan yang tak boleh makan mie instan lagi.

tak boleh makan mie instan

Tomy mengalami masalah kesehatan yang fatal karena kebiasaannya makan mie instan ini masuk dalam kategori bahaya. Berdasarkan pengakuannya, ia bisa melahap setengah kardus mie instan dalam waktu seminggu.

“Rekor yang pernah gw alami adalah tiga kardus dalam waktu tiga minggu,” ujar Tomy.

Satu kardus mie instan umumnya berisi 40 bungkus mie. Bayangkan dalam 7 hari, Tomy menyantap 20 porsi mie instan. Selain kerap makan mie instan, pria berkacamata ini juga mengaku punya pola makan yang buruk.

tak boleh makan mie instan

Kebiasaan ini dialami oleh banyak orang, termasuk Tomy. Ia mengaku sering menunda waktu makan meskipun perutnya sudah lapar.

“Banyak di antara kita yang begitu dengan alasan Tanggung dan ini paling sering gw lakukan sewaktu gw kuliah juga, terutama sewaktu belajar, kerjain PR, bangun tidur dimana gw buka hp liat socmed dulu atau bantu temen di organisasi kampus.

Mungkin kalian sedang asyik dan merasa tanggung, tapi bagi asam lambung dan tubuh kalian, tidak ada kata tanggung tersebut. Asam lambung akan tetap bekerja dan tubuh kalian harus diisi oleh makanan biarpun itu hanya biskuit crackers roma tanpa gula untuk menenangkan asam lambung tersebut. Dan kebiasaan ini, gw bawa sampai ke masa kerja dimana memiliki efek berlanjut ke masa sekarang,” beber Tomy.

Jika dirangkum, kombinasi pola makan buruk yang dialami Tomy ini sudah sangat mengkhawatirkan. Sering makan mie instan, telat makan dan tiduran usai makan ternyata membuat tubuh Tomy berontak.

Puncak dari kebiasaan buruk ini adalah muntah darah yang dialami Tomy. Tak hanya itu, setelah dilakukan pemeriksaan, beberapa organ saluran cerna Tomy mengalami kerusakan serius. Lewat unggahan ini Tomy juga menunjukkan foto organ perutnya.

“Foto Gastroskopi di bawah adalah bentuk segala kebodohan dan kesalahan yang gw alami semua kejelekan dan hal buruk yang gw lakukan dulu. Gw sempat juga mengalami muntah darah atau istilah keren nya Blood Vomit (WARNING bukan seperti yang dipakai buat meme, tapi beneran blood vomit) karena darah dari kerongkongan turun ke lambung gw dan lambung tidak bisa mencerna sama sekali karena darah turun terus,” beber Tomy.

tak boleh makan mie instan

Setelah melihat kondisinya yang sangat parah, dokter melarang Tomy untuk makan mie instan seumur hidupnya. Tak hanya mie instan, ia juga tak bisa lagi menikmati minuman soda dan harus membatasi konsumsi snack serta makanan pedas.

“Dokter vonis gw untuk tidak makan mie instant seumur hidup dan lu ga salah baca. SEUMUR HIDUP. Lalu bagaimana dengan kebiasaan gw yang lain?. Gw suka minum minuman bersoda bahkan 1 liter itu bisa habis sehari.
Vonis: dilarang SEUMUR HIDUP. Gw suka makanan pedas dan asam seperti sambal, makanan korea spt kimchi, tteokbokki, dsb. Vonis: Dilarang makan selama SATU TAHUN, kalau bisa SELAMANYA,” beber Tomy.

Kebiasaannya tiduran usai makan juga tak boleh lagi dilakukan. Usai makan, Tomy harus duduk ataunberdiri minimal 30 menit atau 2-3 jam. Hal ini dikarenakan asam lambung akan surut mencerna makanan di lambung dalam waktu 2 jam (untuk non daging) atau 3 jam (untuk daging).

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *