Presiden Joko Widodo memprediksi puncak kasus virus corona (covid-19) di Indonesia terjadi pada Agustus hingga September mendatang. Perkiraan tersebut mengacu pada jumlah kumulatif kasus positif covid-19 yang saat ini terus melonjak.
“Kalau melihat angka-angka memang perkiraan puncaknya Agustus-September, perkiraan terakhir yang saya terima,” ujar Jokowi dalam pertemuan dengan media, Senin (13/7) kemarin.
Berdasarkan data Selasa 14 Juli 2020, jumlah kasus positif covid-19 mencapai 78.572 jiwa.
Jokowi mengatakan, prediksi puncak covid-19 bisa berubah jika gagal dikendalikan. Untuk itu, ia mendorong para menteri untuk bekerja lebih keras.
“Tapi kalau kita tidak melakukan sesuatu, ya bisa angkanya berbeda,” ucap mantan Wali Koto Solo.
Ia menepis teguran yang disampaikan kepada para menteri dalam sidang kabinet beberapa waktu lalu sebagai ungkapan kemarahan. Menurutnya, teguran itu adalah motivasi agar para menteri bekerja lebih keras.
“Saya minta para menteri untuk bekerja keras. Tapi kalau mintanya dengan nada yang berbeda ya untuk memotivasi para menteri kerja lebih keras lagi. Bukan marah, memotivasi agar lebih keras lagi kerjanya,” katanya.
Puncak kasus covid-19 di Indonesia sebelumnya diprediksi Badan Intelijen Negara (BIN) terjadi akhir Juni hingga Juli. Pada akhir Juli nanti kasusnya diprediksi mencapai 100 ribu.
Sebelumnya Jokowi sendiri sempat mengungkapkan bahwa puncak covid-19 terjadi pada Mei dan melandai di Juli. Ia saat itu mendorong agar grafik kasus covid-19 segera melandai pada Mei.
Namun ternyata prediksi itu meleset. Sebab jumlah kasus positif hingga saat ini masih terus bertambah.
Oleh karena itu mari kita tetap waspada dan jaga jarak serta kebersihan kita supaya tetap aman dan siap melawan virus corona.