Sebuah kontrakan yang berada di Kampung Kebantenan , RT03 RW08, Pondok Aren, Tangerang Selatan pada Selasa malam 25/08/2020 digegerkan dengan penemuan jasad seorang janda beranak satu membusuk di kardus.
Korban diketahui bernama Haryati ini merupakan tamu di kontrakan itu. Sedang penghuni aslinya adalah seorang pria bernama M Nizar yang berprofesi sebagai sekuriti. Polisi menduga, korban telah tewas sejak 3 hari lalu. Bau tak sedap begitu menyengat saat memasuki area kontrakan tersebut.
Kasatreskrim Polres Tangsel, AKP Muharam Wibisono Adipradono, menerangkan, jika informasi adanya mayat dalam kardus tersebut disampaikan warga setempat.
Beberapa saksi menerangkan bahwa korban terakhir terlihat mendatangi kontrakan itu pada Sabtu 22 Agustus 2020 lalu. Sedangkan penghuni kontrakan menghilang tak ada di lokasi.
Warga khawatir karena rumah mereka saling menempel dengan lokasi ditemukan jasad korban yang hanya dipisahkan oleh tembok. Bahkan setelah dipel dengan kopi dan detergen, bau busuk mayat Haryati itu tidak juga hilang.
“Jangan gangguin kita, kita mah enggak salah. Waktu hidup saja enggak pernah menyapa empok, mati mau ganggu gua, enggak gua alem,” ujar Yati dengan logat khas Betawi yang kental.
Bersama dengan anak pemilik kontrakan, Yati pun tampak meminta, arwah korban jangan pernah mengganggu-ganggu mereka.
“Jangan kayak orang primitif, dia ke sini saja kita gak tahu. Pergi, pergi saja. Semoga husnul khotimah. Sempat ngimpi ya kagak lah, paling ke sodaranya. Tadi sodaranya ke sini, si Tini. Mungkin (Tini) dimimpiin,” pungkasnya.
Sejak peristiwa tersebut, Yati langsung mengungsi dari rumahnya. Dia mengaku tidak tahan dengan bau busuk dari rumah tetangganya yang sangat menyengat.
Sampai saat ini pihak Kepolisian masih mengumpulkan keterangan dan bukti atas kematian janda muda tersebut.
Ditemukan senjata tajam di kontrakan tersebut. Bahkan didekat kardus, terlihat pula ada karung besar yang dicurigai akan digunakan pelaku untuk memasukkan jasad korban sebelum akhirnya dimasukkan dalam kardus.
Pihak kepolisian belum mengetahui jelas kondisi tubuh korban saat dievakuasi ke RSU. Dikatakan, jasad yang membusuk menyulitkan polisi secara kasat mata untuk memeriksa apakah ada bekas tusukan atau mutilasi.