ISTILAH UNTUK KORUPTOR DARI AHOK

Pintar kebelinger.... istilah ahok
Pintar kebelinger…. istilah ahok

Mudah-mudahan istilah keblinger yang saya pakai pada judul di atas tidak membuat sesorang merasa tersinggung. Karena saya tidak berniat untuk melecehkan, melainkan untuk mengatakan bahwa orang yang intelek pun bisa melakukan stupid mistake di dalam menggunakan istilah bahasa Inggris. Contoh yang bagus bertalian dengan apa yang saya utarakan ini saya temukan di “Surat Kepada Redaksi” koran Kompas hari ini (25 Agustus 2015) berisi tentang kritik bahasa pada kolom Tajuk Rencana. Sejatinya, tajuk rencana ditulis oleh wartawan yang paling senior, yang paling luas wawasannya, dan yang paling mumpuni penguasaan bahasa Inggrisnya. Namun toh, wartawan penulis tajuk rencana membuat kekeliruan penerjemahan bahasa Inggris. Saya memberi salut kepada Kompas yang dengan besar hati memuat tulisan kritik, sekalipun bagi yang bersangkutan tentu cukup nyelekit. Untuk memberi gambaran yang lengkap, saya mohon izin untuk mengutip secara penuh tulisan surat pembaca tersebut sebagai berikut: Berliku, Bukan Terpaan Angin Pada edisi 18 Agustus 2015, Kompas menurunkan tajuk rencana “Menatap Jauh, Menuju 100 Tahun”. Pada paragraf kedelapan tersua “Hanya, rupanya perjalanan mengisi kemerdekaan terasa panjang dan penuh terpaan angin, long and winding road.” Frasa berbahasa Inggris di akhir kalimat itu tampaknya diambil dari judul lagu The Beatles. Tidak apa-apa. Hanya saja, dari konteks kalimat itu dapat disimpulkan bahwa penulisnya keliru memaknai winding sebagai “penuh terpaan angin”. Kata winding pada frasa di atas tidak berasal dari nomina wind yang berarti “angin”, tetapi verba wind yang berarti “berliku”. Kata winding dibentuk sesuai dengan pola perubahan jenis kata bahasa Inggris dari verba menjadi adjektiva, yaitu dengan menambahkan akhiran -ing di belakang verba. Jadi frasa long and winding road harus diterjemahkan “jalan panjang dan berliku” Jika yang dimaksud jalan panjang yang penuh dengan terpaan angin, terjemahan yang lebih sesuai adalah long and windy road. Beberapa hari berselang, seorang kolega menuliskan broadcast “Aku baru city scan di RS X”. Saya cuma bisa manggut-manggut sambil geleng-geleng kepala membaca kalimat ini. Bagaimana mungkin, istilah medis yang sudah cukup terkenal “CT scan” ditulis menjadi “city scan”? Dari segi permaknaan saja sudah sangat jauh berbeda. Pada komen di laman Facebook saya, pada saat membahas tentang penipuan di dunia maya, seorang kolega menulis “Itu freud”. Lama otak saya menerka-nerka apa yang dimaksudkan dengan “freud” oleh kolega saya ini dan akhirnya saya baru ngeh bahwa yang dia maksudkan adalah “Itu fraud”. Alamak, freud dan fraud kan seperti bumi dan langit. Freud tentu adalah Sigmund Freud, bapak psikoanalisa yang ternama itu. Inilah yang saya maksudkan bahwa orang pintar tidak imun membuat kekeliruan konyol dalam menuliskan istilah bahasa Inggris. Beberapa waktu yang lalu, di linimasa (timeline) Facebook, saya sempat membaca curhat seorang facebooker wanita yang memuat foto bareng ibunya bersama Ahok. Dia menulis, menyesal tidak datang menghadiri resepsi ini. Katanya selanjutnya, kalau tahu Ahok bakal datang ke kondangan itu, gua bakal rela, walau badan capek, pakai baju rapi, sepatu high hells, dan dandan yang cantik demi ketemu Ahok. Ya ampun, bagaimana mungkin dia menuliskan high heels (sepatu hak tinggi) menjadi high hells (neraka tingkat atas). Apakah ini cuma sekedar salah ketik (typo) atau memang dia tak tahu pengejaannya. Pada grup Whatsapp di mana saya juga menjadi salah satu anggotanya, baru-baru ini ada anggota baru yang masuk. Salah seorang kolega menulis di WA ini “Welcome abroad, mas Didi”. Maksudnya tentu mau mengatakan “selamat datang dan selamat bergabung”. Namun, runyamnya seharusnya dia menuliskannya dengan “Welcome aboard”, bukan “Welcome abroad”. Lha, kalau Welcome abroad kan maknanya menjadi “Selamat datang di luar negeri”. Juga ada lagi penulisan seorang teman yang notabene bermukim di negara Kanada bercerita tentang pastur (imam agama Katolik) di sana dengan “I met with the pasture”. Waduh, pasture kan berarti “padang rumput”, kalau mau mengatakan “pastur” ya cukup ditulis dengan “pastor”. Saya tidak ingin mengetawakan kesalahan-kesalahan berbahasa Inggris ini, namun bagaimana pun saraf geli ini tergelitik setiap kali menemukan kekeliruan pandir yang dilakukan oleh orang yang pandai. Jadi, maafkan beribu maaf atas kelancangan saya ngakak tidak pada tempatnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *