Siapa sangka tahun 2020 menjadi tahun yang panjang dan diselimuti awan gelap akibat virus corona. Segala aspek di dunia terkena dampak virus corona.

Namun berita terbarunya Pemerintah akan segera melaksanakan vaksinasi Covic-19 mulai November 2020, menggunakan vaksin dari 3 produsen China yakni Sinovac, CanSino, dan Sinopharm. Ditahap awal vaksinasi akan difokuskan untuk masyarakat berusia 18-59 tahun.

Lalu bagaimana dengan vaksin untuk di luar kelompok usia tersebut?

Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset Inovasi Nasional (BRIN) Bambang Brodjonegoro mengatakan vaksin anak-anak dan lanjut usia, dan yang memiliki komorbid akan tergantung hasil uji klinis. Nantinya setelah uji klinis setelah diketahui kelebihan kekurangan baru disesuaikan dengan kelompok di luar usia 18-59 tahun.

“Intinya vaksinnya sama, harus diperhatikan apakah dosis atau treatment khusus untuk kategori tadi. Semuanya akan mendapatkan vaksin, ketika uji coba tahapan awal 18-59 tahun,” kata Bambang, Selasa (20/10/2020).

Untuk mencapai kekebalan kelompok, paling tidak 70% penduduk Indonesia harus divaksinasi. Dengan potensi satu orang disuntikan dua kali vaksin, maka minimal dibutuhkan 360 juta dan jika semua orang divaksin dibutuhkan 540 juta.

Sebelumnya menanggapi hal yang sama, Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes Achmad Yurianto mengatakan dasar dari vaksinasi ini adalah uji klinis. Untuk kelompok usia di luar 18-59 tahun tidak ada data yang dimiliki.

“Kemudian kedua tolong dipahami faktor pembawa virus ini manusia. Kelompok terbesar yg terveksi 18-59 tahun, maka penularan di luar kelompok ini bisa dikendalikan dengan baik,” kata Yuri belum lama ini.

Meski demikian masih belum diketahui secara pasti berapa lama kekebalan dari vaksin ini. Selain itu pemerintah juga belum dapat data secara pasti apakah anak di bawah 18 tahun bisa disuntik vaksin.

Yuri mengatakan masih perlu dilihat perkembangan epidiomologinya. Dia mencontohkan seperti vaksin meningitis yang diberikan ketika akan pergi ke Arab Saudi yang berlaku dua tahun sekali, jika dalam jangka waktu tersebut tidak ada rencana pergi ke Arab Saudi maka tidak perlu disuntik.

“Kalau sudah kekebalan terbentuk dan ancaman covid-19 sudah tidak ada ya tidak usah divaksin lagi, ini yang harus dipahami,” katanya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *