Direktur Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan Zulfikri mengatakan, saat ini proses pembangunan kereta cepat Jakarta– Surabayamemasuki tahap studi kelayakan (feasibility study).
Dia menjelaskan, tahap pra studi kelayakan telah selesai dilakukan. Tahap selanjutnya yaitu studi kelayakan yang diperkirakan memakan waktu hingga 1 tahun lebih.
“Jakarta-Surabaya kita menunggu FS yang akan dilakukan Jepang. Kemarin kan pra-FS. Sekarang FS. Sedang dalam proses mungkin dalam setahun atau lebih,” ujar dia di Kantor Kemenhub, Jakarta, Kamis (13/12).
Menurutnya, lamanya proses persiapan pembangunan kereta tersebut lantaran nilai investasi yang terlalu tinggi. Oleh sebab itu, pemerintah meminta Jepang untuk menekan angka investasi dengan menggunakan komponen di dalam negeri.
“Jakarta-Surabaya lama karena investasi Rp 60 triliun. Menteri minta tidak lebih dari Rp 60 triliun. Sekarang mereka sedang hitung. Sudah dipersyaratkan TKDN maksimal, bisa diberdayakan INKA produk dalam negeri,” kata dia.
Nantinya kereta cepat ini akan memiliki waktu tempuh 5,5 jam dari Jakarta ke Surabaya maupun sebaliknya. Pemerintah juga membuka peluang skema pendanaannya menggunakan Kerja Sama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU).
“Waktu tempuh 5,5 jam. Ini sudah masuk tahap berikutnya. Ada komponen PPP (public private partnership), nanti kalau KPBU bisa masuk ya masuk,” tandas Zulkifri.