Surabaya – sempat digegerkan oleh pasien COVID-19 yang melakukan bunuh diri di Rumah Sakit Haji. Ternyata pasien itu juga pernah berusaha merencanakan bunuh diri dengan cara melompat ke arus Sungai Jagir.
Kanit Reskrim Polsek Sukolilo, Iptu Zainal Abidin, saat di konfirmasi SuaraJatim.id, Sabtu (1/8/2020) sore membenarkan bahwa pasien yang bernama Markus Sutopo (43), pernah mencoba untuk bunuh diri.
“Informasinya, yang bersangkutan pernah melakukan uji coba bunuh diri sebelumnya, dengan cara mau melompat ke Sungai Jagir, tapi ditolong warga, terus dibawa ke Rumah Sakit Gotong Royong (di Jalan Medokan Semampir, Red), pada 13 Juli 2020,” ujar lelaki yang akrab disapa Abidin itu.
“Kayaknya sudah COVID-19 saat itu, tapi ini masih kami cross-check dulu, dan percobaan (bunuh dirinya) sekali,” imbuhnya.
Pihak RS Haji Surabaya, melalui bagian humas, Djati Setyo Putro mengatakan bahwa pasien yang bunuh diri itu memang mengalami gangguan pernapasan.
“Saluran pernapasan, yang diserang COVID-19 itu paru-parunya. Sehingga pasien kurang bisa bernapas. Tidak ada penyakit kanker paru-paru, baru sore (dinyatakan positif), terus besok paginya bunuh diri. Baru di screening terus di swab, depresi atau stres, terus lompat dari lantai atas,” ujarnya.
“Pernah operasi ginjal, pada bulan Januari. Saya tidak hapal dia beberapa kali swab, tapi pernah dan positif, mungkin langsung dirujuk, hasil belum keluar kok bunuh diri,” ungkapnya.
RS Haji Surabaya juga menyatakan belum menerjunkan seorang psikolog untuk menangani Markus Soetopo.
“Saat masuk RS Haji Surabaya, belum ditangani psikolog, hanya dokter umum, ikuti SOP yang ada. Cuma di screening dan di swab,” pungkasnya.