Suasana duka menyelimuti keluarga Theofilus Lau Ura, salah satu penumpang pesawat Sriwijaya Air SJ 182 yang jatuh di Perairan Kepulauan Seribu pada Sabtu (9/1/2021).
Jenazah Theofilus Lau Ura alias Olus, tiba di Kabupaten Ende, Jumat (22/1). Jenazah diterbangkan dari Jakarta dengan pesawat Citilink.
Setelah transit di Bandara El Tari Kupang, jenazah olus diberangkatkan menggunakan Wings Air dan mendarat di Bandara Hasan Aroeboesman Ende pukul 09.00 Wita.
Tangis keluarga pecah saat peti jenazah Theofilus tiba di rumah duka, Kampung Pora, Desa Pora, Kecamatan Wolojita, Kabupaten Ende, Nusa Tenggara Timur (NTT) Jumat (22/1/2021).
Isak tangis keluarga menyambut peti jenazah yang dibawa mobil ambulans milik Pemerintah Kabupaten Ende itu. Peti jenazah itu diusung keluarga memasuki rumah duka.
Jenazah Theofilus disambut dengan prosesi adat saat memasuki rumah duka. Setelah itu, peti jenazah diserahkan perwakilan Sriwijaya Air kepada keluarga.
Perwakilan keluarga Theofilu, Benediktus Beke mengatakan, keluarga besar mengucapkan terima kasih kepada Sriwijaya Air yang memfasilitasi serah terima dan mengurus proses identifikasi jenazah.
“Tentu tidak mudah memproses ini dengan situasi pandemi Covid-19. Semua ini bisa diproses dengan baik. Terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu proses pemulangan jenazah saudara kami,” kata Benediktus di rumah duka, Jumat.
Benediktus mengatakan, korban yang biasa dipanggil Olus oleh keluarga besar itu merupakan pribadi yang baik. Olus merupakan anak sulung dari dua bersaudara.
Selama ini, Olus bekerja di Jakarta untuk menafkahi mama dan adiknya di kampung halaman. Olus, kata dia, juga menanggung biaya sekolah adiknya yang sedang duduk di bangku sekolah menengah atas (SMA).
Menurutnya, Olus merupakan tulang punggung keluarga. Sementara sang ayah telah hilang tanpa kabar sejak pergi ke Kalimantan beberapa waktu lalu.
“Olus itu tulang punggung keluarga. Dia telah pergi. Kini, keluarga kehilangan segalanya,” tutur Benediktus.