Viral di Twitter sebuah foto yang memerlihatkan pramugari mengenakan alat pelindung diri (APD) lengkap.
Foto yang diunggah pemilik akun @ridu pada Minggu, 7 Juni 2020 itu pun memancing beragam respons dari warganet. Pada Selasa siang, 9 Juni 2020, unggahan dengan keterangan ‘Boarding ke pesawat udah kek mau masuk ke ruang operasi’ ini sudah mendapatkan 14 ribu retweet dan 31,1 ribu like.
Pemilik akun @Ridu, kepada mengatakan bahwa itu bukan fotonya. Foto muncul lalu dia unggah ke Twitter setelah mencari berita mengenai Corona di sejumlah wilayah di Asia Tenggara, salah satunya di Thailand.
“Lalu nemu artikel tentang usaha Thailand dalam memulangkan warga negaranya dari Amerika ke Thailand,” kata Ridu. Dari warganet Ridu akhirnya tahu bahwa itu pramugari dari maskapai Thai Airways.
Respons yang bikin terbahak-bahak pun memenuhi kolom mensyennya.
“Masuk-masuk bukannya diputarin OST maskapai, tapi lagu Chrisye Ketika Tangan dan Kaki Berkata,” tulis @thepan_316.
“Mau kayak bagaimana juga tetap saja pramugrainya cakep-cakep, Pak,” tulis @tutuptermos_
“Gimana mau jaga keamanan penumpang dengan pakaian seperti itu, ini hanya untuk bergaya saja” ucap @wedangjahemerah
Dan, ada pula respons dari warganet yang memancing warganet lain untuk berkomentar.
“Faedahnya APD kayak seragam biasa begitu apaa? Virus tetap bisa masuk lewat bawah rok,” tulis @mdptyo.
“Percuma gue belajar virologi kalau ternyata virusnya bisa masuk lewat bawah rok ke paru-paru,” tulis @fuckeridz merespons kicauan @mdptyo
Respons Virologi Terkait Virus Tetap Bisa Masuk Lewat Bawah Rok
Terkait kicauan salah seorang warganet di unggahan @Ridu tersebut, menghubungi Pratiwi Pujilestari Sudarmono, Profesor Mikrobiologi di Universitas Indonesia.
Setelah membacanya langsung, Pratiwi, mengatakan,”Dia mau ngomong begitu, ya nggak papa. Yang penting dikasih tahu mana yang benar.”.
Pratiwi, mengingatkan, Virus Corona menyebar hanya melalui cipratan atau droplet yang dibersinkan atau dibatukkan oleh orang lain. “Titik. Tidak ada penyebaran dari tempat lain,” katanya.
Kemudian, Pratiwi mengutip bukti ilmiah tentang penularan Virus Corona dari Pusat Pengendalian Penyakit oleh Pemerintah Amerika Serikat, di antaranya;
– Risiko penularan sangat rendah dari permukaan.
– Risiko sangat rendah dari kegiatan di luar ruangan. Risiko penularan tertinggi justru berasal dari pertemuan di ruang tertutup seperti kantor, tempat keagamaan, ruang bioskop, dan teater.
Bukan APD Melainkan Apron
Setelah itu, fokus Pratiwi tertuju pada benda yang menempel di tubuh para pramugari tersebut.
“Ini sebenarnya apron. Yang biasa dipakai pada masa pandemi saja, lebih untuk menutupi agar pramugarinya tidak ketularan,” katanya.
Menurut Pratiwi, apron aman dikenakan untuk mereka yang berprofesi sebagai pramugari dan sejenisnya. Apabila APD yang umum dan familiar di masyarakat menutup semua bagian dan panas, apron cukup memudahkan pramugari untuk bergerak dan tidak panas.
“Apron tertutup begitu aman. Selama dia pakai masker, ditambah face shield, sudah sangat oke,” kata Pratiwi.
Hanya saja, lanjut Pratiwi, jika ada maskapai di Indonesia ingin meniru hal yang seperti itu, dia menyarankan satu hal, sebaiknya tidak perlu pakai sarung tangan.
“Kalau saya sebagai mikrobiologis, pakai tangan biasa (tanpa sarung) jauh lebih nyaman. Begitu cuci tangan, beres,” Pratiwi melanjutkan.
Pemakaian Sarung Tangan Bukan Jaminan
Sedangkan penggunaan sarung tangan, justru tidak dapat memastikan terbebas dari Virus Corona.
“Kecuali, kalau dia mau ganti setiap saat,” katanya.
“Takutnya, karena merasa aman pakai sarung tangan, pegang sana-sini, ngga bisa cuci tangan tentunya, lalu terpegang wajah atau bagian lain tempat masuknya virus,” dia menambahkan.
Sebagai mikrobiologis, penggunaan sarung tangan hanya saat bertugas di laboratorium. Sementara itu sehari-harinya nggak pernah pakai sarung tangan, lebih nyaman membiarkan tangan telanjang agar lebih ingat untuk sering cuci tangan.
“Sisanya sih boleh ditiru,” katanya.